Sabuk pendeteksi epilepsi (Foto: DamnGeeky) TEXAS –
Selama ini belum banyak perangkat yang dapat mendeteksi epilepsi
(kejang-kejang), padahal banyak anak-anak atau orang dewasa yang menderita
epilepsi akibat adanya gangguan neurologis. Electroencephalograph
(EEG) seringkali masih diandalkan untuk mendeteksi serangan tersebut.
Akan tetapi, kini mahasiswa yang tergabung dalam tim Seize
and Assist dari Rice University, Amerika Serikat (AS) telah mengembangkan
sebuah sabuk yang dapat memonitor tanda-tanda serangan epilepsi. Menariknya,
tanda-tanda serangan tersebut akan dikirimkan ke smartphone atau komputer
anggota keluarga atau perawatnya melalui Bluetooth.
Disadur DamnGeeky, Senin (27/5/2013), alat yang
dinamakan Seizure Monitoring and Response Transducer (SMART) ini dapat
mendeteksi tanda-tanda atau gejala awal terjadinya kejang-kejang melalui
konduktansi listrik pada kulit dan perubahan tingkat pernafasan pengguna.
Kemudian, sabuk yang terdiri dari perak klorida elektroda
(biasa ditemui pada detektor kebohongan) ini akan melepas sensor yang melekat
pada unit elektronik terdiri dari baterai dan transmitter untuk mengirimkan
data tanda-tanda kejang melalui Bluetooth ke smartphone atau komputer.
Hebatnya, sabuk ini aman digunakan untuk anak-anak dan orang
dewasa. SMART berfungsi untuk memantau keadaan pemakai anak-anak terhadap
gejala serangan, terutama selama tidur di malam hari. Ingin mengetahui lebih
lanjut bagaimana cara kerja SMART, saksikan di link video ini.
Sebagai informasi dari Wikipedia, epilepsi atau
kejang-kejang terjadi karena adanya sinyal-sinyal dalam sel saraf (neuron) pada
otak tidak brativitas sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan berbagai unsure
seperti trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah kepala), tumor otak,
kerusakan orak dalam proses kelahiran, stroke dan genetika. Namun, penyebab
pastinya hingga kini belum diketahui. (amr)
Analisis
Artificial Intelligence (AI):
1.
Seizure
Monitoring and Response Transducer (SMART)
merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda atau gejala awal
terjadinya kejang-kejang (epilepsi). SMART memanfaatkan AI di bidang
Bioinformatika dengan membuat prototype
berupa sabuk.
2.
Cara kerja SMART:
(Gambar 1-3) Pemakai sabuk yang mengalami epilepsi menyebabkan perubahan konduktansi listrik pada kulit dan perubahan pernafasan.
(Gambar 4) Perak klorida elektroda yang ada pada sabuk selanjutnya akan meneruskan perubahan gerakan ke sensor elektronik.
(Gambar 5) Transmitter pada sensor elektronik selanjutnya akan meneruskan data yang diterimanya ke komputer/smartphone melalui Bluetooth.
(Gambar 6) Bluetooth pada smartphone/komputer menerima sinyal dari sensor dan menampilkan grafik (frekuensi gelombang) ke layar komputer/smartphone. Adapun grafik yang ditampilkan berupa respiration (pernapasan) dan electrodermal activity (kunduktansi listrik pada kulit).
3. Kelebihan SMART yaitu mampu memberikan informasi mengenai gejala epilepsi yang dialami oleh pemakai sabuk, sehingga tindakan pertolongan secara dini dapat dilakukan.
4. Kelemahan dari SMART antara lain:
a. Sabuk masih sangat sederhana sehingga dari segi tampilan kurang menarik.
b. Belum tertanamnya sensor elektronik di dalam sabuk.
c. Tidak ada pemberitahuan mengenai lokasi pemakai sabuk tersebut (pemanfaatan sistem informasi geografis).
No comments:
Post a Comment